Musik,  sesuatu yang sangat familiar bagi kita. Dari kecil kita uda kenal  dengan musik. Mulai dari TK sampe sekarang, musik bukanlah hal yang  asing bagi kita. Di Indonesia tercinta ini, buanyak banget gitaris  gitaris handal, ber-skill yahud n T.O.P.B.G.T….Berikut nie ada 6 gitaris  di indonesia yang menurutq termasuk dalam gitaris Top Indonesia. Tapi  nie versi subyektif dari aq lho ya…..Jd mohon maap bwt pembaca, yang  merasa gitaris favorit nya ga masuk di dalam 6 gitaris nie. Urutan 1 s/d  6 bukan urutan gitaris dari yang TOP sampe yang biasa aja, ato juga  dari yang skill full sampe yang standart. No 1 s/d 6 cuma urutan biasa  aja. Menurutq, kita ga bisa menyeleksi mana gitaris hebat ato biasa,  karena masing-masing gitaris mempunyai ciri n style permainan yang  berbeda-beda.
Berikut 6 gitaris Top Indonesia yang membuat musik di negeri ini tambah bervariasi :
1. ABDEE NEGARA
Bersama Slank, Abdee telah merilis album Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1999), 999+09 1 dan 999+09 2, kemudian Ngangkang (2000), Virus (2001), Satu satu dan Bajakan (2003) hingga album terakhir The Big Hip {2008}
Selain  sibuk bersama Slank, Abdee juga tercatat sebagai sound engineer dan  produser untuk album grup musik lainnya seperti Seurieus. Untuk gitar,  Abdee menjadi endorser dan artis untuk merk gitar Extreme. Meskipun  begitu, ia tetap menginginkan model Telecaster.
2. AZIZ M.S
Sejak  masih remaja memang sudah terinfeksi oleh musik-musik keras. Ia pun  sempat terjerumus oleh gaya hidup musisi rock & roll (drugs). Sempat  mendirikan band yang bernama Jam Rock bersama Ricky Tedy (bass) dan  Budi Haryono (Ex.drumer Gigi), namun tak lama kemudian ia tinggalkan.  Saking keasyikan main band sampai-sampai kuliahnya diterlantarkan. Azis  sempat berkelana ke Bali dan bermain musik reggae. Namun setelah satu  tahun, ia kembali pulang ke Cimahi dan menghidupkan kembali Jam Rock  dengan menarik Krisyanto pada vocal.
Demo  album yang ia gagas ditolak berbagai produser sampai akhirnya dilirk  oleh kaisar rock Indonesia, Log Zehelebour. Album pertama Nekad dirilis pada tahun 1996. Dilanjutkan dengan album Putri (1997), Terima Kasih (1998). Mulai saat itu, album-album Jamrud  mampu bersaing di kancah musik nasional. Puncak kejayaan Jamrud adalah  pada tahun 2000 akhir ketika Jamrud mencapai kesuksesan terbesar  sepanjang sejarah karirnya dengan berhasil menembus angka penjualan 2  juta keping untuk album Ningrat. Hal tersebut membuat produser Log Zhelebour memberangkatkan Azis cs ke Australia untuk proses penggarapan album berikutnya, Sydney 09.01.02.
Selama  berkiprah didunia musik ia cenderung tak pernah berganti-ganti alat  musik. Hanya satu kali saat ia mencoba menggunakan Ibanez JEM flower  yang salah satu pick upnya adalah Dimarzio Tone Zone. Sejak saat itu ia  selalu menggunakan gitar tersebut, namun karena bobotnya cukup berat ia  kembali menggunakan Steinberger selain karena ringan juga postur yang  menarik. Ia lebih memilih menggunakan efek digital jenis Korg AX-1000  karena memang biasanya efek digital lebih mudah disetting dan memiliki  sound yang gahar. Bila menyimak permainan Azis memang lebih mengutamakan  sound gahar dan power chord. Namun ia juga sering mencampur-campurkan  ritem gitar gaya reggae, pop, dan gaya “kondangan” seperti yang  terdengar dalam lagu Surti-Tedjo
Selain  sebagai personel dan motor grup Jamrud, Azis juga ikut serta menangani  pembuatan album terbaru Nicky Astria. Di album itu terlihat sekali warna  Azis MS, berbeda ketika pada era Nicky Astria ditangani oleh Ian  Antono, warna God Bless cukup terasa pada album-albumnya. Ini  membuktikan bahwa Azis memiliki sebuah karakter yang membangun bandnya.  Prestasi Azis lainnya adalah saat mendapat kehormatan mendampingi konser  band rock legendaris dunia White Lion pada tahun 2003 dan grup heavy  metal legendaris dunia Helloween pada tahun 2004.
Azis  juga pernah membuat lagu untuk penyanyi cilik Joshua. Satu hal lagi,  kecintaan terhadap jalur musik rock juga membuat Azis menamai dua orang  anaknya dengan mengambil dua rock star dunia, Axl (diambil dari nama Axl  Rose) dan Vai (diambil dari nama Steve Vai).
3. BAMBANG SUTEJO
Bersama  Pas Band ia memulai karir di tahun 1989. Saat itu ia yang berdomisili  di Bandung bersama teman-temannya membuat album yang direlease dengan  judul 4 Through The Sap. Dengan direlease secara indie, album  ini kemudian terjual hingga 7000 copy. Kemudian label Aquarius  mengontraknya hingga menghasilkan beberapa album diantaranya In (no) Sensation, IndieVduality, Psycho I.D., Ketika…, dan 2.0, dan Stairway To Seventh.
Diluar  Pas, Bengbeng juga sempat membentuk grup bernama Air. Ini merupakan  side projectnya bersama sang adik, Sinta. Uniknya, di grup ini nama  Bengbeng malah lebih dikenal cepat dikenal ketimbang saat ia muncul  bersama Pas. Mungkin bisa dimaklumi karena Air punya lagu yang jadi hits  di Indonesia waktu itu berjudul Bintang
4. IAN ANTONO
Sewaktu  masih memperkuat God Bless permainan Ian berbeda dengan semasa ia  memperkuat Gong 2000. Di Gong 2000 ia banyak memasukkan unsur musik  Bali. Hal itu dibuktikan pada setiap penampilannya, Ian setidaknya  mengikutsertakan 20 musisi asli Bali. Tahun 1997, Ian kembali memperkuat  God Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie yang masih berstatus sebagai  gitaris God Bless. Konsep double gitar ini cukup menarik perhatian  meski pada akhirnya album Apa Kabar? gagal dipasaran.
Ian  Antono juga merupakan sosok seorang musisi yang produktif. Dalam  setahun beliau bisa menggarap album untuk beberapa penyanyi. Banyak  album yang tidak lepas dari sentuhan hangatnya termasuklah Iwan Fals,  Anggun C Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gilo Rollies, Ebiet G Ade,  Ikang Fawzie dan banyak lagi. Karya Ian Antono di arena muzik telah  menerima banyak penghargaan. Antaranya ialah BASF Award {1987 – 1988}  untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky  Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals),  BAFS Award (1989) Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling  Album dan The Best Arranger & Composer, HDX Award (1994) untuk album  Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang tidak kalah pentingnya  adalah penghargaan dari Diamond Achievement Award atas dedikasi dan  prestasi yang tinggi di industri musik pada tahun 1995.
Sebuah  pengalaman yang menarik bagi Ian adalah ketika pada tahun 1999 ia  diundang oleh Ramli Syarif untuk ikut memeriahkan ajang Formula-1 di  Malaysia. Bagi Ian ini bukan pengalaman biasa, pasalnya disana turut  hadir pula grup kolaborasi dewa gitar dunia, G3 dan grup rock legendaris  Jethro Tull. Dengan memanfaatkan sesi check sound, Ian mempelajari  perangkat milik Steve Vai yang jumlahnya banyak. Dari situ ia menambah  ilmu dan wawasan yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia.
Kebesaran nama dan kontribusinya bagi dunia musik Indonesia membuat para musisi muda Indonesia menggelar proyek album A Tribute To Ian Antono  yang dimeriahkan oleh artis-artis musik Indonesia seperti EdanE, Sheila  On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, /rif, dll. Album ini sukses di  pasaran. Kini Ian Antono dikabarkan kembali siap mengibarkan God Bless  ke kancah musik nasional.
5. DEWA BUDJANA
Pada  masa sekolah, pas kelas 1 SMP (1976) di Surabaya, pergaulan I Dewa Gde  Bujana di dunia musik mulai liat. Lebih intens. Gitar listrik, Aria Pro  II juga sudah dimilikinya pada 1981. Tiada hari tanpa musik. Ia pun  bermain antara lain bersama Arie Ayunir, sekarang drummer POTRET. Dari  acara-acara sekolah, mereka melangkah ke pentas nasional. Iseng-iseng  berhadiah, tapi siap sedia! Ya siap, soalnya gitarnya saja sudah bikin  sendiri. Musiknya dikroyok rame-rame, menjadi lebih idealis. Hasilnya?  Ajang Light Music Contest 1984, babak final di Teater Terbuka-TIM,  Jakarta. Pergelaran tahun kedua ini punya peserta kuat-kuat. Bagus dan  hebat, karena ajang buatan Yamaha Music ini gengsinya tinggi, terutama  di mata anak-anak band! Contohnya, EMS Bandung, asuhan susah payah Elfa  Secioria. Gold Fingers yang klasikal dari Jakarta dengan kakak-beradik  Mahesh dan Suresh Hotwani. Budjana ikut tampil, dengan bendera Squirrel  Band-Surabaya yang dibentuk tahun 1980. Gitar dimodifikasi dengan design  kreasi sendiri, fretless-guitar berbentuk bintang, bermusik  eksperimental. Unik dan ajaib, buat sebagian penonton malam itu. Eh,  Squirrel menang! Juara pertama lho.
Perlahan,  kiblat musik Budjana pun mulai berubah. Ia tak lagi cuma mendengarkan  musik pop dan rock, setelah mendengarkan permainan gitar John Mc  Laughlin (Mahavishnu Orchestra). Bisa dibilang, musisi inilah yang  mengubah visi bermusik Budjana, di samping Chic Korea, Yes, Gentle  Giant, Kansas, Tangerine Dream, American Garage, Bright Size Life, Pat  Metheny hingga Allan Holdsworth.
Pada  1984, Budjana membentuk band jazz Squirrell di sekolahnya, SMA II  Surabaya. Dan setelah mereguk banyak pengalaman, ia pun hijrah ke  Jakarta setahun kemudian. Di Jakarta, nasib mempertemukannya dengan  dedengkot jazz Tanah Air, mendiang Jack Lesmana, ayah musisi Indra  Lesmana. Lewat Jack, Budjana banyak menimba filosofi permainan musik  jazz. Dari situ, bintangnya mulai bersinar. Budjana makin dikenal.  Setamat studi di SMAN 2 Surabaya, Budjana hijrah ke Jakarta. Nekad.  Asli! Ya berani mati deh, pengen bermusik saja lebih serius dan  intensif. Mulai 1985, iapun memulai pengembaraannya di Jakarta.
Adalah  Indra Lesmanalah yang kemudian mengajak Budjana masuk dunia rekaman  sebagai session player. Beberapa tahun kemudian, Budjana bergabung  dengan Spirit Band yang antara lain diperkuat Baron, mantan gitaris  Gigi. Bersama Spirit, dia menghasilkan dua album, yaitu Spirit (’93) dan  Mentari (1998). Setelah cabut dari Spirit pada 1993, bakat pengagum  tokoh Mahatma Gandhi ini makin sering dimanfaatkan oleh berbagai  kelompok musik, antara lain Jimmy Manopo Band, Erwin Gutawa, Elfa’s Big  Band hingga Twilite Orchestra. Tahun itu juga, Budjana juga bergabung  dengan Java Jazz yang antara lain diperkuat Indra Lesmana dan  menghasilkan album Bulan di Atas Asia. Pada tahun yang sama, Budjana  mengikuti perhelatan akbar musisi jazz dunia, “North Sea Jazz Festival”  di Den Haag, Belanda.
Pada 1994, Budjana membentuk grup Gigi bersama Baron (gitar), Thomas (bas), Armand (vokal) dan Ronald (dram). Album- album yang dihasilkan bersama grup ini adalah Angan (1994), Dunia (1995), 3/4 (1996), 2×2 (1997), Kilas Balik (1998), dan Baik (1999), Semua Umur, dan sebuah album religius Raihlah Kemenangan
Namun  di sela kesibukannya bersama Gigi, Budjana juga menekuni proyek solonya  dengan menelurkan album Nusa Damai pada awal 1997. Kemudian dilanjutkan  juga dengan Gitarku (2000), dan Samsara (2003).
6. JOHN PAUL IVAN
Ivan pun membentuk band  bersama Henry yang bernama Radd. Kemudian Ivan sempat bergabung dengan  beberapa band Surabaya seperti Buldozer. Kemudian bersama Big Panzer  sempat merilis 2 single dalam album INDONESIAN ROCK & METAL produksi  Harpa Records tahun 1990.
Pada tahun 1991, Ivan kembali lagi bertemu dengan Henry di group LOST ANGELS yang merupakan cikal bakal BOOMERANG.  Demi memperoleh kontrak rekaman, ia bersama bandnya mengikuti Festival  Rock Log Zhelebour pada tahun 1993. Penampilan ia dan rekan-rekan  berhasil memancing perhatian sang produser Log Zhelebour pemilik label  Loggis Records. Akhirnya Boomerang mendapatkan kontrak.
Bersama Boomerang telah merilis album-album berikut : Boomerang (1994), Kontaminasi Otak 1995, Disharmoni (1996), Segi Tiga (1998), Hard and Heavy (1999), X’travaganza (2000), Terapi Visi dan album baru di tahun 2005 Urbanoustic.  Kini ia telah menjadi salah satu gitaris rock yang terpandang di  Indonesia. Ciri khasnya adalah rambut kriting, gondrong, liar  dipanggung, dan menenteng Gibson Les Paul. Menurutnya dalam bermain  gitar ia selalu mencoba memahami bagaimana cara Jimi Hendrix bermain  gitar yang menurutnya merupakan satu dari sedikit gitaris yang bisa  bermain di luar kepala. Meski terkadang ia tidak sadar bahwa  permainannya di lagu-lagu tertentu terinvasi pengaruh dari  gitaris-gitaris idolanya. Hal itu diakui oleh Ivan sendiri.
Selain  aktif bersama Boomerang, ia juga ikut membantu pembuatan album  band-band lain seperti Sngkenken (grup hard core dari Surabaya), dan  Black Forest (band alternatif ska). Dalam memilih gitar, ia juga  termasuk gitaris yang maniak menggunakan Gibson Les Paul. Namun ia juga  pernah dikontrak oleh Fender sebagai artis yang tampil dalam acara  perayaan 50 tahun Fender Stratocaster di beberapa kota besar di  Indonesia bersama gitaris-gitaris lainnya seperti Tjahyo Wisanggeni,  Andry Franzy, Rama Satria, dll. Di acara itu ia menggunakan sebuah gitar  Fender. Ia juga tampil dengan penampilan baru rambut re-bondingnya yang  menurutnya membuat ia makin muda kembali.
Namun  selain itu ia juga tampil cukup lain dalam album terbaru Boomerang. Ia  yang dulu menginginkan musik Boomerang lebih keras lagi, kini malah  menampilkan lagu-lagu yang lebih ballad dari sebelumnya. Mungkin hal  itulah yang menjadi salah satu penyebab ia untuk memutuskan hengkang  dari Boomerang.

 








 Previous Article
 Previous Article


Track List
1. Kampungan
2. Nggak Rock N' Roll
3. Mawar Merah
4. Terlalu Manis (suka2)
5. Nina Bobo
6. Bali Bagus
7. Aborsi
8. Anak Terbuang
9. Pulau Biru
10. An - = - ' ~ >..-
11. Teng -teng Blues
12. Terlalu Manis (Jualan)
DOWNLOAD:
http://adf.ly/44Mik